Selasa, 08 April 2014
Fansholic
By : Anna El Martin
Sivia cengar-
cengir, gadis itu dia menatap sahabatnya dengan penuh rasa sayang, sudah hampir
sebelas belas tahun mereka bersahabat, bisa dibilang kalau mereka sahabatan
sejak melihat dunia. Mulai dari play group sampai SMA pun mereka selalu
bersama, tak pernah terbayang walaupun hanya di mimpi kalau mereka akan
berpisah.
“ Ngapain lo liatin gue kaya
gitu? Jangan- jangan lo naksir gue, Vi?” canda Ify, sembari mengetik sesuatu.
“ Idih amit- amit dech!! Gue
masih normal kale!!”
Hari ini dia tak
bersemangat, band idolanya batal mengisi acara pensi sekolah siang ini dan
karena itu dia malas turun untuk ikut bergembira bareng anak- anak seSMAnya
yang lain dan lebih memilih untuk mengerjakan laporan OSIS di ruangannya.
“ Fy jangan gitu donk! Masa Cuma
gara- gara The Diamond batal manggung trus lo jadi ngga happy gini sich! Ini tu
acara lo, ngga lucukan kalo lo sebagai ketua Osis sekaligus promotor acara ini
malah ngga ikut berpartisipasi…Ify ayo donk!! Ify…ehm gue punya kejutan buat lo
tapi lo harus turun dulu, dijamin top dech!”
Ify mengerutkan
kening, tak biasanya Via bertingkah seperti ini kalau memeng tidak ada yang
bener- benar special, dan itu membuat Ify penasaran. Tanpa menunggu jawaban
Ify, Via langsung menatikan computer di hadapan Ify dan langsung menyeret
sahabatnya itu.
“ Via apaan sih?” Ify melepas
tangan Shilla dari lengannya “ awas ya kalo ngga ada yang beber- bener istimewa
di bawah, gue cubitin lo sampai memar- memar! Gila aja gue capek- capek ngetik
eh malah lo matiin seenaknya, data tadi belum gue simpen tau?” ucap Ify sembari
berjalan menuruni anak tangga. Perlahan didengarnya suara yang ia sangat kenal,
tak lain adalah suara… Cakka, vokalis the diamond, band favoritnya.
Senang bercampur kaget, Ify
langsung berlari menuruni anak tangga lantas menerobos masuk ditengah kerumunan
siswa. Bukan menjadi rahasia lagi kalau Ify menjadi satu- satunya fans berat
the Diamond yang rela buang- buang waktu buat nonton the Diamond dimanapun band
itu manggung. Bisa dibilang kalau dimanapun the Diamond manggung, disana juga
Ify berada. Seseorang yang membuat Ify sebegitu tergila- gila dengan band yang
baru dikenal sebatas jabotabek itu tak lain adalah Rio, sang bassis.
“ Rio !!!!!!!!!!!” jerit Ify
ketika pria berusia 21 tahun itu maju kedepan menunjukan kehebatan bermusiknya.
“ Yo, fans berat lo tu…” bisik
Alvin, gitaris the Diamond.
Rio menanggapi
ucapan sahabatnya itu dengan senyum khasnya, sesaat dia melirik kearah Ify, tak
dapat dielaknya kalau Ify memiliki pesona yang luar biasa. Meski kulitnya tidak
begitu putih, Ify tetap memiliki suatu aura yang benar- benar berbeda.
Tingginya kira- kira sebahu Rio, rambutnya hitam panjang sebahunya terurai, kulitnya bersih,
kuning langsat khas gadis Indonesia, parasnya ayu alami tanpa polesan make up
sedikitpun. Sahabatnya, baik Alvin, Gabriel, Jeje maupun Cakka menyuruhnya
untuk memacari Ify tapi hal itu urung dilakukannya.
“ Yo, lo bego apa tolol sih?
Cewek kayak Ify lo sia- siain gitu aja, kurang apa coba dia? Cantik… buta kali
cowok yang bilang dia jelek, baik … Jeje aja kalah baiknya ama dia……kalo gue
jadi lo udah gue pacarin dia dari dulu” ungkap Cakka suatu hari.
“Rio……, boleh foto bareng ngga?
Please……!” pinta Ify seusai pentas, Ify memasang tampang paling melasnya,
terang aja hampir setiap Ify minta foto bareng Rio selalu nolak, ada aja alasan
buat bilang ngga, tapi kali ini Ify ngga akan membiarkan itu terjadi. Dan
usahanya sedikit membuahkan hasil, Rio tak menggacuhkannya. Dia melirik gadis
itu dari ekor matanya, sekilas tatapannya lurus menatap Cakka, sang vokalis
yang dikerubutin gadis- gadis untuk foto bareng.
“ Cakka emang cakep dan banyak
yang ngefans sama dia tapi buat aku kamu lebih hebat segalanya daripada si buaya kampung itu, kamu lebih lucu, imut,
manis, baik pokoknya kamu is the best deh jadi kamu ngga perlu sebel dan
sedikit iri ama dia!” spontan Rio langsung menoleh, menatap gadis yang berada
disampingnya itu dan………cluupst, jepretan lampu Blits camera digital langsung
menyambutnya.
“ Ya ampun liat deh wajah kamu
tuh innocent banget, dan ini bener- bener foto close up kamu yang terbaik” Ify
mendekatkan kameranya ke Rio tapi Rio kembali ke sikapnya yang dingin.
“ Apaan sih! Ngga penting banget,
kalo lo mau foto, sana foto ama Cakka aja, gue ogah!” Ify menatap Rio dengan
santai, sudah menjadi santapannya untuk menghadapi sikap dingin idolanya itu.
“ Hallo…, Rio, aku sukanya sama kamu dan aku mau foto cuma
sama kamu, bukan sama Cakka ataupun temen kamu yang lain” Ify berjalan
mendahului Rio, Ify mengatakannya dengan jelas tepat dihadapan Rio.
“ Heran deh, susah banget sih
foto sama kamu, bayangin hampir disetiap kamu manggung aku selalu liat dan
berharap buat bisa foto berdua sama idola aku, yaitu kamu. Tapi entah kenapa
kamu selalu ngehindar, dan sekarang giliran aku punya kesempatan kamu malah
nolak gitu aja. Sebenarnya apa susahnya difoto sih sampai kamu sebegitu
enggannya, kan cuma berpose trus klik difoto dan selesai, kenapa kamu ogahnya
cuma sama aku doang, kenapa sama fans kamu yang laen enggak?” dengan tampang
memelas Ify menatap Rio “Rio, please sekali aja, ya……!”
“lo bawel banget ya! Dibilangi
enggak ya enggak” Rio keukeh.
“Yo, kasih aja kenapa sih! Lo kan
ngga rugi, ya ngga Fy?” Jeje yang sedari tadi memperhatikan perdebatan mereka
akhirnya angkat bicara. Ify tersenyum ceria karena ada yang membelanya, tapi
keningnya berkerut, bingung darimana Jeje tau siapa namanya. Selama ini Ify
tidak pernah secara resmi berkenalan dengan Jeje jadi darimana Jeje tau
namanya. Selama ini dia juga tidak terlalu dekat dengan orang- orang yang
merupakan teman dari anak- anak the diamond so darimana jeje tau siapa dia?
“Ify……jangan bilang kalo lo lupa
ama gue!” Ify tersenyum ragu “ Ify … Ify, lo tu aneh ya, masa sama mantan calon
kakak ipar, lo lupa sih?” Jeje bengong menatap gadis cantik itu “Ya ampun lo
belum juga inget siapa gue? Lo Alyssa Saufika kan adek sepupunya Riko yang
bandel abis itu?”
Ify berpikir
keras berusaha mengingat kembali nama mantan pacar putra sahabat orang tuanya
itu, pacar dari seseorang yang diakunya sebagai kakak sepupunya. Tapi
seingatnya dari sekian banyak pacar Rico yang menjadi sasaran keusilannya itu,
tidak ada yang bernama Jeje tapi mungkin ada yang bernama Zevana Arga .
“ Astaga!!” Ify meringis malu
menatap wanita yang sempat menjadi target kenakalannya dulu itu ”Jadi lo kak
Zevana? Mantannya kak Riko yang diputusin setelah seminggu jadian itu? Ehmm……lo
yang mecahin guci Italia kesayangan Bunda kan?”
“ Enggak mecahin, orang cuma
ngejatuhin…Udah dech dulu ya dulu jangan diinget ,malu tau! eh lo jadi foto
nggak? Ntar Rio keburu ogah lho!”
Ify menatap Rio, pria itu
bersandar di tembok, entah kenapa jantung Ify berdegup kencang. Tanpa pikir
panjang Ify langsung mendekati Rio dan jepret…,jepret…, jepret…Ify mendapat apa yang dia mau.
“ Fy, lo cewek pertama yang
berhasil foto bareng si Mr. Cool itu, berdua lagi”
“ Masa sih?” Ify melirik Rio yang
sedang mengutak- atik Hp.
“ Setahu gue sih gitu, Fy minta
nomer lo dong, kali aja gue butuh bantuan lo buat jadian lagi ama Riko ” Tara
mengeluarkan Hp nokia model terbaru dari saku celananya.
“ Siap- siap aja aku kerjain lagi
kalo gitu!”
“ Hi…… takut ” ujar Jeje sok
ngeri
Setelah bertukar nomer telpon
mereka lantas berpisah, Jeje dan Rio memutuskan untuk kembali ke base camp
sementara Ify masih tetap disekolah karena memang masih banyak urusan yang
harus dikerjakannya. Ify tersenyum melihat Rio dari kejauhan, Rio berjalan
menuju Chevrolet hitamnya diparkiran. Terkenang kembali diingatan Ify tentang
pertemuan pertamanya dengan Rio dulu, ketika dia masih kelas tujuh. Dalam
bayangannya, Rio adalah pangeran baik hati yang menolongnya dari para penjahat,
Rio adalah superhero yang menyelamatkan hidupnya. Terlalu hiperbol memang tapi
begitulah Rio dimata Ify.
Alyssa Saufika,
seorang putri tunggal dari pengusaha eksport- import sukses, Raihan Dehantara.
Orang tuanya sangat sibuk tapi bukan berarti Ify luput dari pengawasan. Selalu
ada seorang pengawal pribadi yang mengawasinya kemana saja dia pergi. Selalu
siap lebih dari 5 pembantu yang melayani kesehariannya. Mulai dari bangun tidur
sampai ia tidur kembali, semuanya telah dipersiapkan dengan sempurna. Hidupnya
tak kurang suatu materi, hidupnya lebih dari istilah sangat berkecukupan, tapi
hidupnya tak sesempurna bayangan orang karena dia butuh kasih sayang orang tua
yang tak pernah didapatkannya. Meski sejak lahir, dia tak pernah dibiarkan
menangis dan seluruh keinginannya selalu dipenuhi tapi Ify ingin seperti teman-
temannya. Berangkat sekolah naik sepeda, pergi dengan teman tanpa perlu diawasi
bodyguard dan dia ingin melakukan semua pekerjaannya sendiri tanpa bantuan
pembantu. Ify ingin menyiapkan seragamnya sendiri dan ingin membersihkan
kamarnya sendiri, suatu hal yang sepele tapi menjadi hal yang berharga
untuknya.
Pada suatu hari Ify
nekat berangkat kesekolah sendirian naik sepeda, tapi naas baginya. Ditengah
perjalanan ada sebuah mobil yang menyerempetnya, Ify terjatuh, lengannya
terluka, kakinya memar- memar dan lecet. Saat itu jalanan sepi dan tak
seorangpun yang menolongnya tiba- tiba ada sebuah mobil yang lewat. Mobil itu
berhenti, melihat seorang gadis kecil yang menagis disamping sepedanya pria
yang mengendarai BMW silver itu turun lalu menolong Ify. Pria itu mengantarkan Ify
ke rumah sakit dan menelpon orang tua Ify, sebelum pergi pria itu memberikan
sapu tangannya ke Ify untuk menghapus air matanya. Ify tak mengenal pria itu
tapi dari seragam putih abu- abu yang dikenakan pria itu, Ify jadi tahu siapa
nama malaikat penolongnya itu.
“ Terimakasih kak Rio!” pria itu
mengerutkan kening tak mengerti kemudian tersenyum sebelum pergi meninggalkan
gadis kecil itu.
*****
Label: Cerbung
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)




