Jumat, 11 April 2014
Fansholic
By Anna El Martin
Langit tampak
kelam tak berbintang, udara di luar sangat dingin, angin berhembus kencang,
mungkin malam hujan akan mengguyur deras walaupun bukan musimnya. Ify berjalan
menuju taman, tatapannya berkeliling menapaki satu persatu kenangan masa
kecilnya dulu. Ditaman inilah dia bermain bersama orang tuanya, di taman ini
pula dia bersenda gurau dengan Riko, orang yang dianggapnya sebagai kakak. Tapi
itu dulu, serkarang dia sendirian, duduk termenung sembari menatap langit yang
gelap. Ify berjalan menuju garasi mobil, gadis itu masuk ke dalam Honda jazz
metalik kesayangannya lalu mengendarainya ke luar rumah. Waktu telah menunjukan
pukul sembilan malam dan gadis itu belum menemukan tempat yang nyaman untuk
bersantai, tiba- tiba gadis itu menghentikan laju mobilnya ketika melihat mobil
Rio terparkir di depan sebuah rumah bergaya modern, rumah Shilla
“sepertinya
tebakan aku bener, kamu mencintai Shilla, Rio!” air mata Ify mengalir pelan,
menelusuri pipi halusnya yang tak bernoda sedikitpun. Dari kejauhan Ify melihat
orang yang sangat disayanginya itu mengecup kening seorang gadis dengan sepenuh
hati. Tanpa membuang waktu lagi gadis itu langsung tancap gas menuju basecamp,
tempat yang dirasanya nyaman untuk menenangkan diri sejenak. Ditengah
perjalanan Hpnya berdering.
“hallo, ada apa
Je?”
“Fy, lo udah
tidur ya tadi ko lama ngangkatnya? gua ganggu lo ya? Sorry banget deh soalnya
ini penting banget”
“ nggak ko Je,
aku belum tidur, ni aku lagi muter- muter, suntuk di rumah sendirian!”
“sukur deh kalo
gitu, Fy gue bisa minta tolong nggak? Rumah lo kan lumayan deket ama basecamp
nah di laptop gue kan banyak file- file penting tu dan gue nggak suka kalau
anak- anak kunyuk itu ngutak atik laptop gue apalagi buka file- file gue,
bahayanya gue baru nyadar kalo laptop gue ketinggalan jadi……”
“ jadi tolong
ambilin laptop gue dong, please, lo kan temen gue yang paling baik dan bla bla
bla!! Itukan yang mau lo bilang ke gue?” Jeje tertawa cekikikan diseberang sana
” udah bisa ketebak tau! iya gue
ambilin, tapi nggak janji deh”
“ ya Ify……,
nggak usah lo anter ke rumah gue juga nggak pa-pa, lo simpen aja! Gue percaya
ko ama lo!”
“ maksa banget
sih,…… iya gue simpenin lagian ni gue udah di depan basecamp”
“ ya udah, makasih ya, bye”
“ bye”
Ify memarkir
mobilnya disamping pohon mangga, gadis itu berjalan santai memasuki basecamp,
lampu rumah itu masih menyala berarti masih ada orang yang terjaga. Tanpa
menekan bel pintu telah terbuka.
“ eh mbak Ify,
bibi kira mas Rio”
“ Rio?”
“ iya mbak, tadi
mas Rio telpon katanya malam ini mau nginep disini, lha mbak juga mau tidur
disini juga?kalo gitu bibik rapiin kamarnya ”
“ nggak usah
bik, aku cuma mau ambil laptopnya Jeje doank”
“Buru- buru to
mbak?” gadis itu menggeleng “ wah pas kalo gitu, bibi tadi nyobain resep baru
mbak, orange pudding sama bolu jawa yang
dari majalah yang mbak kasih dulu itu lho, nah sekarang mbak harus cobain dulu”
“ boleh, asal
aku juga dibuatin wedang jahe anget, gimana?”
“ kalo sama bibi
mah semuanya beres mbak, yow is mbak disini dulu, tak buatin wedang jahe ala
bibi,oke!” gadis itu mengangguk.
Jantung Ify
hampir copot ketika dia berbalik dan melihat Rio yang tiba- tiba berdiri
dihadapannya, gadis itu mengelus dadanya.
“ Rio kamu
ngagetin aku tau nggak!” entah kenapa gadis itu beraku- kamu
Pria itu hanya
tersenyum ringan lalu berjalan melalu Ify,” ngapain lo disini? Ngikutin gue
ya?”
“ ngikutin kamu?
Cape deh, kurang kerjaan banget aku ngikutin kamu yang ada malah kamu yang
kangen ama aku makannya kamu ngikutin aku kesini, yakan?”
“ iya nih gue
kangen ama lo jadi gue susulin lo kesini,“ Rio menangapi candaan Ify “ eh Fy,
lo ko bisa sich ngefans sama gue? Dan gue juga heran ko lo bisa gitu masih
setia jadi fans gue padahal gue udah cuekin lo mati- matian?”
“ mungkin karena
permainan kamu bagus kali, atau mungkin karena kamu yang paling misterius di
banding anak- anak yang lain jadi aku tertarik sama kamu terus aku ngefans sama
kamu” Ify membolak- balik majalah yang ada dipangkuannya. Mencoba meredam emosi
yang mengelora dalam hatinya, dia dapat merasakan kalau saat ini Rio sedang
mengawasinya. Pria itu sedang menatapnya lurus- lurus.
“ Fy, lo mau
nggak jadi cewek gue?”
gadis itu
terdiam , mencerna apa yang baru saja Rio ungkapkan
”apa?” gadis itu menoleh, menatap pria yang
duduk disampingnya itu “ kamu tadi bilang apa Yo? Kamu ngga seriuskan?”
“ apa tampang
aku seperti bercanda? Come on, gue kan cuma nanya lo mau jadi cewek gue ato
nggak, ya sukur lo bilang mau kaya tadi tapi ya udah kalo lo nggak mau jadi
cewek gue, gue bisa cari yang lain ko’ ” pria itu kembali focus melihat berita
di televisi.
“ Rio………kamu
aneh banget, tadi kamu mesra banget sama Sivia tapi sekarang ko gini sich?”
“ bener tebakan
gue, lo ngikutin gue kan?”
“ Enggak ko,
sumpah! Tadi aku emang nggak ngikutin kamu ………udah deh nggak penting tau!”
“ Jadi…”
“ Jadi apanya?
Rio jangan ngliatin aku kaya gitu…!” pria tampan itu sedikit mengalihkan
tatapannya, tak bisa dipungkiri kalau diam- diam dirinya mengagumi gadis yang
ada dihadapannya itu
”Yo, aku masih
bingung aja, tadi aku liat kamu sama Shilla lumayan mesra, pake acara cium
kening segala lagi dan tiba- tiba sekarang kamu nembak aku, menurut aku ini tu
bisa diibaratkan kena petir di siang bolong cuma kejadiannya di malem hari
jadi….”
“Lo udah balikan
lagi sama artis karbitan itu?” Rio menyela ucapan gadis itu.
“Rio aku nggak
suka kalau kamu manggil Debo dengan artis karbitan, dia itu punya nama dan satu
hal lagi, Debo itu sahabatku nggak kurang dan nggak lebih, kalaupun selama ini
kita deket banget itu bukan berarti kalau aku balikan lagi sama dia, aku ngga
bego, aku ngga mungkin masuk ke lubang yang sama untuk kedua kalinya!”
Ponsel Ify
berbunyi, ring tonenya berdering keras di tengah keheningan mereka berdua. Gadis
itu meraihnya dari meja kemudian mengangkatnya.
“ Kenapa lagi
Je? Laptop lo udah gue ambil dan jangan nyuruh gue buat nganter ke rumah lo
karena gue nggak mau, rumah lo tu jauh
dan…”
“ Stoooop! Lo
bawel banget, siapa juga yang nyuruh lo buat nganterin laptop gue, orang gue
cuma mau nyampeiin gossip paling hangat,…ehm tapi ini lebih tepat kalau disebut
berita nyata fakta paling fresh yang nggak bakal lo duga”
“ Ya udah apa
jangan bikin gue pusing dengan ocehan lo yang nggak penting itu, langsung to
the point aja dech!”
“ Galak amat
neng…, ehm lo jangan kaget ya!”
“
Iyaaaaaaaa…………”
“Cakka jadian
ama Shilla…” Ify terpaku, gadis itu menoleh menatap Rio sejenak “ Fy, lo nggak
pingsan kan? Hallo …”
“ Iya Je, aku
denger ko”
Berbagai macam
pertanyaan menyeruak di hati Ify
Apakah
pernyataan Rio barusan berkaitan dengan hal ini, dan aku hanya dijadiin tempat
pelariannya.
“ fy, lo boleh kaget tapi jangan sampai
jantungan ya! Fy, gue masih nggak nyangka kalo Cakka ama Shilla jadian, awalnya
gue pikir Rio ama Shilla pacaran, merekakan deket banget tapi sekarang ko jadi
Cakka yang sama Shilla, apa tadi Cakka cuma ngibulin gue ya? tapi kayanya nggak
mungkin kunyuk satu itu ngibulin gue, menurut lo gimana?”
“ Gimana
apanya?”
“ Ya Cakka ama
Shillalah masa lo ama Rio sich?”
“ Menurut gue
mereka berdua memang jadian dan sepertinya gue juga” Ify menatap Rio “ udah ya
Je, gue ngantuk…bye” tanpa menunggu jawaban dari seberang Ify langsung
mematikan Phonselnya.
“ Siapa? kayanya
penting banget, gue tebak…pasti dari temen selebritis lo itukan?” Rio beranjak
dari kursinya, pria itu berjalan ke serambi belakang.
“ Salah!” Ify
berjalan cepat lalu merengkuh Rio dari belakang “ Aku mau jadi pacar kamu Yo,
aku mau”
Gadis itu
melepas pelukannya lalu melangkah ke hadapan Rio, menatapnya dengan penuh rasa
sayang dan menyembunyikan luka hatinya. Rio menunduk, pria itu sedikit
tersentak ketika Ify membelai wajahnya.
Aku akan bantu
kamu buat menghapus luka di hati kamu itu Yo meskipun aku harus ngorbanin
perasaanku, meskipun aku cuma jadi pelampiasan kamu saja, meskipun aku tahu
kalau gadis yang kamu cintai itu bukan aku tapi Shilla.
Entah dapat
keberanian dari mana, tiba- tiba gadis itu mencium Rio, lembut dan hangat. Rio
merasakan sensasi yang aneh ketika Ify menciumnya lebih dalam, gadis itu
mengalungkan tangannya ke leher Rio, membelai rambutnya. Awalnya Rio hanya diam
tapi belaian Ify membuatnya bergelora, pria itu memeluk Ify erat lalu membalas
ciumannya. Untuk beberapa saat mereka hanyut dalam gelora asmara masing-
masing, mereka baru tersadar ketika bik inah datang membawa wedang jahe pesanan
Ify.
***
“ fy, beneran lo
udah jadian ama Rio?”
Masih fokus
dengan majalahnya, gadis itu mengangguk.
“ lo serius Fy?”
Via mendekat ”Bukannya waktu itu lo bilang kalau Rio suka ama cewek laen ko’
sekarang lo malah jadian sama dia sich? Lo mau kalau cuma dijadiin pelampiasan
doank, kalau gue sich ogah”
“ Sivia… udah deh! Gini, gue pacaran sama Rio
karena gue sayang ama dia dan dia juga sayang sama gue, dan itu udah cukup,
perkara dia dulu suka ama Shilla atau cewek manapun ya itu dulu……yang jelas
sekarang Rio sama gue, ehm btw any way bus way gue mau cabut dulu, mau ke
basecamp” gadis manis itu mengedipkan matanya.
“ Bilang aja lo
mau ketemu sama idola lo yang paling jelek itu, lo tu emang udah gila ya…, udah
sana pergi! Gini deh nasib gue, mentang- mentang sekarang udah ada Rio, lo lupa
sama gue, sebentar- sebentar mau ke basecamp, dikit- dikit Rio, cape tau! Lo
ngebetein!”
Kali ini Ify
benar- benar tertawa lepas, sudah sangat lama mereka bersahabat tapi baru kali
ini Ify melihat sorot yang berbeda di mata Sivia, sorot kecemburuan seorang
sahabat terhadap kekasih sahabatnya sendiri. Ify memang selalu sibuk akhir-
akhir ini, sampai- sampai dia lupa akan rutinitasnya bersama sahabatnya itu.
***
Tak terasa waktu
berjalan dengan cepat, Audiusi pencarian mamajer telah selesai dan mulai minggu
depan Ify sudah bebas tugas karena anak- anak Diamond telah menemukan manajer
yang cocok. Lagipula mereka kasihan kepada Ify, gadis itu sudah kelas duabelas
dan tiga bulan lagi dia ujian jadi nggak mungkin kalau mereka masih membebani Ify
dengan memanajeri mereka. Ify tersenyum, mengenang kebersamaannya dengan Ify
dua bulan ini, meski Rio tidak pernah mengucapkan cinta kepadanya, tapi gadis
itu yakin kalau Rio menyayanginya walaupun prosentasenya masih kecil. Seminggu
yang lalu mereka jalan- jalan berdua seharian penuh, dengan usaha keras dan
penuh kesabaran akhirnya Rio mau pergi juga. Mereka berdua melakukan hal- hal
yang sering dilakukan sepasang kekasih, makan, nonton, bergandengan tangan
sepanjang jalan, berfoto ceria di fotobox, saling bertukar barang. Awalnya Ify
membelikan Rio t-shirt rolling stone berwarna putih, t-shirt yang udah lama
menjadi inceran Rio, dan nggak mau kalah Rio balas membelikan Ify sebuah boneka
teddy bear berukuran sangat besar. Mereka benar- benar bahagia saat itu dan
terhitung mulai saat itu hubungan mereka berdua semakin dekat, mungkin seminggu
ini mereka berdua baru bisa dibilang “pacaran” dalam arti yang sesungguhnya.
Ify memarkir mobilnya tepat disebelah mobil BMW silver yang dikenalnya sebagai
mobil yang dulu pemiliknya, tak lain adalah Rio, menolongnya, membawanya ke
rumah sakit setelah kecelakaan itu. Untuk pertama kalinya, gadis itu
menginjakkan kaki di rumah kekasihnya, seseorang yang benar- benar dikaguminya,
seseorang yang menjadi idolanya. Ify menekan bel rumah itu, hati gadis itu
berdebar- debar, dia ingin memberikan sebuah kejutan untuk Rio diakhir karirnya
sebagai manajer the Diamond, seorang wanita setengah baya membukakan pintu
untuknya lalu menyuruhnya masuk, wanita itu sangat ramah, dia tak lain adalah
ibu Rio
.
“ ya ampun,
tante nggak nyangka kalau Ify udah sebesar ini, terakhir tante lihat Ify masih
SMP, waktu itu Ify masuk rumah sakit gara- gara kecelakaan” Ify tersenyum
walaupun dia sedikit heran, ternyata orang tua Rio mengenalnya.
“waktu itu mama
kamu panik banget sampai tante bingung nenanginnya gimana, lho Fy kamu
sendirian? Riko mana? Udah seminggu ini dia nggak pulang….” aku mengerutkan
kening, bingung.” Seminggu yang lalu dia pamit ke tante, katanya dia mau nginep
di rumah kamu, terus ilang sampai sekarang nggak ada kabarnya, tante heran
kenapa tu anak punya hobi menghilang, Fy… Ify….”
“ Eh kenapa
tante? ehm Kak Riko, Ify malah nggak tau apa- apa Tante, orang dia juga nggak
calling- calling kalau dia mau pulang, e- mail Ify aja nggak ada yang dibales…”
“ masa???lho
tante pikir……ah udahlah nggak pa-pa paling sekarang dia lagi liburan ke Lombok
atau ke Bunaken, Ify, kamu ingat nggak waktu kamu jatuh dulu………”
Blaa, blaa,
blaa… mereka berdua ngobrol sampai sore.
***
Tangan kami
berpilin erat, tak pernah kuduga sebelumnya kalau ini menjadi akhir pencarian
cintaku. Dia, orang yang selama ini tak pernah kuduga, merengkuhku dengan
mesra, mendekapku dalam pelukan hangatnya. Dan yang paling mengesankan, diatas
sana orang yang dulunya kucintai sedang mendendangkan sebuah lagu untukku.
Sebuah lagu cinta yang mungkin akan mengikat hatiku empat tahun yang lalu.
“Aku
mencintaimu, manisku…, dengan seluruh jiwaku…”bisiknya mengelitik hatiku, dia
masih mendekapku erat seolah takut kalau aku akan berlari meringsek ke depan
kerumunan dan meneriakkan sesuatu yang konyol seperti yang sering kulakukan
dulu. Lantunan lagu itu masih terus mengalun, mengiringi langkah baru yang
telah kuambil. ” love you too, honey…”aku menatapnya penuh kasih, dialah orang
yang selama ini kucari, dialah matahari hidupku, yang selalu menjagaku dari
kejauhan, yang selalu mencintaiku dengan ketulusan dan kesabarannyalah yang
membuatku sadar kalau cinta yang aku cari selama ini ada di depan mataku dan
sayangnya aku baru menyadarinya dua tahun terakhir.
“kamu tau manis…, dulu aku selalu
berharap kalau kamu mengangapku sebagai seorang pria dewasa seperti lainnya,
bukan sebagai pria yang kamu anggap kakak ” dia membalikkan tubuhku, mata kami
saling bertemu, ketenangan dan rasa aman itulah yang aku rasa tiap kali menatap
mata coklatnya, “aku mencintaimu sebelum aku mengenalmu, aku jatuh hati kepada
seorang gadis kecil yang terisak ditengah hujan lebat disamping nisan kakaknya
beberapa tahun yang lalu, aku mencintaimu sejak pertama aku melihatmu” aku
memeluknya, air mataku jatuh tak terbendung.
Aku sangat bahagia karena aku
telah menemukan pelabuhan hati yang tepat,” aku juga mencintaimu, aku sangat
mencintaimu….”
“ ok, gue mau mempersembahkan
sebuah lagu buat seseorang yang sangat berarti buat gue, orang yang selalu
support gue, orang yang selalu setia jadi fans gua walau dia sering gue cuekin,
orang yang mengajarkan tentang ketulusan cinta dan dialah satu- satunya
fansholicku, Ify….thanks buat semuanya”
Aku menatap Riko penuh harap, dia
mengangguk mengerti apa yang ada dipikiranku. Setelah mendapat persetujuannya,
aku langsung berlari masuk kekerumunan, meringsek ke deretan paling depan
seperti yang selalu aku lakukan dulu ketika band favoritku itu tampil.
“ Rio, I love you…….” Rio
menatapku, dia tersenyum menatapku.
Untuk pertama kalinya Rio turut
menyumbangkan suaranya, tapi hanya dalam lagu ini, lagu yang dipersembahkannya
untukku, hanya untukku karena aku satu- satunya pengemar paling nekat yang
dimilikinya. Tiba- tiba Riko berdiri disampingku, meraih tanganku lalu
menggenggamnya erat. “ Aku nggak akan ngebiarin kamu lepas lagi manis, apalgi
ngebiarin kamu kembali bersama calon adik iparmu sendiri….” Aku tertawa
mendengar ucapannya barusan.
“ aku memang mencintai kamu
honey, tapi aku lebih mencintai calon adik iparku karena dia adalah idolaku dan
aku akan tetap jadi fansnya, satu- satunya fansholicnya, Rio….I love you”.
Kami tertawa bersama, dan lagu
ini terun mengalun, mengiringi kebahagiaanku. Aku memang mencintai Rio, tapi
cinta ini adalah cinta seorang fans dengan idolanya. Ucapan Sivia dulu
sepertinya benar kalau aku salah mengartikan perasaanku ini. Aku mengidolakan Rio
tapi aku mencintai kakak sepupunya, Riko, pria yang selama ini menjagaku dengan
penuh kasih. Aku menatap cincin berlian yang tersemat di jari manisku, cincin
pengikat cintaku dengan Riko. “ Riko dan
cincin ini nggak akan merubahku, aku akan tetap menjadi pengemarmu yang paling
nekat” Rio tersenyum menatapku seolah mengerti apa yang aku ungkapkan dalam
batinku . Fansholic, itulah julukan yang anak- anak the Diamond berikan untukku
karena kegilaanku dalam mengejar Rio. Wajarkan kalau seorang fans mengejar
idolanya, kan nggak ada undang- undang yang mengatur tentang itu.
“ I love you Ify…with all of my
life” Rio tersenyum kecut melihat pria lain menggenggam erat tangan gadis yang
dicintainya. Tapi inilah kenyataan itu, cinta untuknya telah tiada, dan dia
harus cukup menerima gadis itu hanya sebagai penggemarnya yang paling fanatic,
“ hanya ada satu fansholic dan itu kamu Ify…..”.
melepasmu
Kusadari cinta saat kau melangkah
pergi
Kuyakini kasih saat kau
tinggalkan diriku
Masihkah ada rasa yang tersisa
Untukku dalam hatimu….cinta
Kulepas cinta
Kan kurelakan kau pergi
Kulepas Ify
Untuk buatmu bahagia…
Hilanglah sudah matahari jiwaku
Lepaslah sudah kau dari
jangkauanku
Akhir cinta yang kurela saat kau
Bahagia dengannya…kasih
Kulepas cinta
Kan kurelakan kau pergi
Kulepas cinta
Untukmu…
Buatmu bahagia denganya…..
-The End-
Hayo hayo gimana akhirnya ? yang ngarep RiFy gigit jari dong yeesss? :p hahahaa gue aja juga gitu pas baca :( emang nih kakak gue suka bikin cerita yang nggak happy ending -______- but thanks for your visit :)
Label: Cerbung
0 Comments:
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)




