Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 09 April 2014






Fansholic


 By Anna El Martin







“ gimana mbak band asuhanku, bagus kan?” Ify menatap bangga kepada Rio dan kawan- kawan. 

Mereka berdiri kokoh di stage depan yang telah disediakan, mereka memainkan sebuah lagu yang menjadi hits minggu ini dan itu membuat para customers ikut bernyanyi bersama mereka.

“ nggak salah kalau kamu jadi manager mereka Fy, mereka tentunya beruntung dapat manager seperti kamu…eh udah seminggu ini sejak band kamu manggung omset caffe bertambah lho!”

“ o ya…?”

“ ehemm, bahkan kemaren ada serombongan anak- anak SMA yang rela nunggu disini sampai The Diamond manggung. Fy, kemaren kamu tumben nggk nungguin mereka disini?”

“ Kemaren aku diajak Debo ketempat temennya, katanya ada lowongan buat ngisi soundtrack sebuah film dan memang bener ada, cuma aku ngga yakin mereka bakalan suka ama temanya ato ngga, lagian buat minggu- minggu ini jadwal mereka udah penuh”

“ Debo? Kamu masih ama dia? Bukannya kamu sama Debo udah putus sejak setahun yang lalu ko kalian……, aku tau sekarang…kamu balikan ama diakan! Nggak salah memang kalau kamu jadian lagi ama dia, menurutku selain dia cakep, dia juga baik dan sayang sama kamu jadi keputusan tepat kalau kamu jadian lagi ama dia, selain Riko ya… cuma dia yang aku liat tulus sayang sama kamu walaupun dulu dia emang sempat nyakitin kamu” ujar Winda panjang lebar.


Mendengar nama Riko disebut, ada suatu perasaan rindu muncul dalam benak Dinda. Selama ini memang hanya ada tiga pria yang mengisi hatinya, Riko, Debo dan sang pangeran kecil yang tak lain adalah Rio. Riko, lebih dari setahun mereka tak berjumpa, mungkin sekarang tampang Riko tak berubah mungkin malah semakin tampan. Seingatnya Rikolah yang menghiburnya saat dia putus dari Debo, masih teringat jelas ketika Riko menjemputnya dari sekolah dan mengajaknya bermain kedufan sampai larut malam. Riko juga yang memeluknya hangat, memberinya ketenangan  ketika dia sedang gundah. Sekarang mereka terpisah beribu- ribu mill, Riko di Kanada dan dia di Indonesia, mereka terpisah jarak dan waktu. Hampir semua hal tentang Ify diketahui oleh Riko tapi Ify… tak sedikitpun tentang Riko yang diketahuinya. Dia hanya tahu kalau Riko adalah putra sahabat ibunya yang tinggal dirumahnya karena orang tuanya Dinas ke luar negeri dan karena rumah Ify lebih dekat dengan kampusnya, yang berada di kawasan Depok. Riko selalu mendengarkan curahan hati Ify, sering Riko membolos hanya untuk menemani Ify. Entah apa sebenarnya perasaan Riko yang sebenarnya terhadar Ify, yang jelas Ify hanya tahu kalau Riko hanya mengganggapnya sebagai adik yang harus dia lindungi.

“ hallo……Ify! Kamu ngalamun ya?”

“ eh.. kenapa? Enggak- enggak… aku denger kok! Aku ngga jadian lagi ama Debo kita temen dan lebih baik seperti itu”

Ify menatap Rio, pria itu sedang memainkan Bassnya dengan lembut. Ada sesuatu yang misterius dari diri Rio yang membuat ify semakin sulit untuk masuk kedalam hatinya. Entah apa tapi Ify  yakin kalau itu berkaitan dengan perempuan yang tak lain adalah Sivia, sahabat Rio sejak kecil. Tak terasa sudah lebih dari seminggu dia memegang jabatan sebagai manager the Diamond. Sekolahnya sama sekali tak terganggu karena ada Sivia yang memback-upnya, kalau istilahnya Ify adalah jam backernya the Diamond, untuk Ify, Via adalah jam backernya yang selalu siap sedia untuk menginggatkannya akan tugas- tugas sekolahnya.


***


“ ya ampun sorry, gue lupa kalau hari ini kalian manggung ekstra”

“ nggak pa- pa lagi Fy, lo cuma telat sepuluh menit ko lagian si Rio juga belom dateng jadi ada yang lebih telat daripada lo”

“ Rio? Ya udah aku telpon dia sekarang”

“ nggak usah! Hpnya nggak aktif mending kita tinggal aja daripada kita telat, lagian boring juga nungguin dia kaya gini, kaya dia nggak tau tempatnya aja”

“ ok kalo gitu kalian berangkat duluan dan aku disini aja nungguin Rio, kalau dalam setengah jam dia belom datang, aku akan langsung ke caffe naik taxi, gimana?”

“ok”

Mereka berempat pergi menaiki mobil Cakka, Ify menunggu Rio di post satpam depan basecamp. Kebetulan Pak Unang sedang makan siang jadi post kosong dan Ify sendirian. Tiba- tiba Hp Ify berdering, tertulis nama Debo di layarnya.

“hallo…kenapa Deb?”

“Fy, lo dimana? Jalan yu! Gue lagi kosong nih “

“ gue nggak bisa, gue harus nemenin anak- anak manggung”

“ ayolah Fy, gue kangen ama lo, semenjak lo managerin mereka kita jadi jarang bahkan ngga pernah keluar bareng lagi, kalau lo kosong gue yang nggak bisa, tapi giliran gue bisa lo yang nggak bisa kalau gini caranya gue nggak rela lo jadi manager mereka, mending lo managerin gue aja”

“Debo… ngertiin gue donk gue bener- bener nggak bisa, gini aja kalau lo mau lo bisa ikut gue “

“ kemana emang?”

“ anak- anak manggung di friens caffe, kamu taukan? Nah jadi kita ketemu aja disana, ntar gue mau kamu certain endingnya sinetron terbaru lo itu, kan dulu lo belum selesai ceritanya”

“ friens caffe ya? … ok deh kalau gitu, kita ketemuan disana aja”

“ see you”

“bye sweety” thuut…thuut….thut…

“sweety dari Hongkong!”

Ify melihat jamtangannya, sudah setengah jam lebih dia menunggu tapi mobil Rio tak kunjung datang. Ify lantas mencoba menghubungi Rio tapi Hp-ny tidak aktif. Sesaat kemudian sebuah taxi melaju pelan dan Ify langsung menstopnya.

Ify menyodorkan selembar seratusribuan setelah melihat angka 78000 di argonya.

 “ kembaliannya ambil aja Pak!”

“ makasih neng!”

Ify berlari kecil memasuki caffe, kedatangannya telah ditunggu oleh anak- anak the diamond, selain itu ternyata Debo telah menunggunya di meja pojok caffe.

“Rio belum datang?”

“ gue kira dia udah ama lo” Jeje tak kalah bingung

“ya udah kalau gitu terpaksa kita maen tanpa Rio ” putus Alvin disetujui anak- anak yang lain.

“ emang lo yakin mau main tanpa gue” Rio tiba- tiba muncul dibelakang Ify.

“ ya ampun Yo, kamu bikin aku panik tau nggak! Apalagi Hp kamu nggak aktif” perasaan lega langsung merasuk masuk ke relung hati gadis itu setelah melihat orang yang dikasihinya telah berdiri dihadapannya.

“ iya sorry, eh kenalin ini Sivia, sahabat gue yang sering gue certain itu”

Senyum Ify berangsur memudar setelah menyadari bahwa dibalik Rio berdiri sesosok gadis yang bernama Shilla. Secara bergiliran anak- anak the diamond berkenalan dengan gadis yang bernama Shilla itu, ada perasaan aneh muncul dibenak Ify ketika dia berjabatan tangan dengan gadis itu. Mungkin itu adalah perasaan cemburu tapi dia tak menyadarinya, sekarang dihadapannya berdiri sesosok makhluk manis, langsing, lebih tinggi dari pada dia dan parahnya Rio terlihat begitu dekat dengan dia. Tatapan Rio terlihat sangat berbeda ketika dia menatap Shilla, begitu hangat, penuh perhatian dan bersahabat. Selama ini Ify nyaris tak pernah melihat sikap Rio yang sepeti itu. Rio cenderung dingin terhadap para gadis termasuk kepada dirinya tapi kali ini tatapan itu, sikap itu sungguh berbeda dari biasanya, dan itu karena ada Shilla disisinya. Ify tersentak kaget ketika ada seseorang yang merengkuhnya dari bekakang, dan orang itu tak lain adalah Debo. Actor itu mengenakan celana jeans selutut lengkap dengan Jemper biru muda plus kaca mata putih terpasang serasi di matanya.

“ lama banget sih, aku sampe kering tau nungguin kamu dipojokan sana sendirian, … tunggu kalo ngga salah kalian band yang ngisi pensi sekolah gue itukan? Kenalin gue Debo, gue pacarnya Ify…” debo mengulurkan tanggannya ke arah Rio, tatapannya tajam menatap mata Rio seolah mengisyaratkan sesuatu yang hanya mereka ketahui berdua.

Ucapan Debo barusan membuat semua anak- anak the Diamond terkejut, terutama Jeje. Setahu mereka Ify nggak punya pacar alias jomblo dan sekarang ada seorang pria tampan, selebritis pula, mengaku sebagai pacarnya.

“Fy…?” jeje mengerutkan kening, tak mengerti.

“ gue Rio, bassis the diamond Band” Rio menerima uluran tangan Debo, Rio menatapnya tak kalah tajam, entah mengapa Rio merasa sedikit tersaingi dengan kehadiran Debo. Atau malah mungkin perasaan itu bukan karena merasa ada yang menyaingi tapi karena ucapan Debo kalau dirinya adalah kekasih Ify. Ucapan Debo barusan membuat sensasi aneh dalam diri Rio, sesuatu hal yang baru dialaminya.

“ gue Jeje, keyboardis”

“ gue Alvin, guitaris”

“ gue Cakka, gue pegang vocalnya”

“ gue Gabriel,” pria itu memamerkan stick drumnya.

Mereka mengenalkan dirinya masing- masing, Debo menyalami mereka dengan semangat.

“ Fy, gue baru tahu kalau lo punya cowok, selebritis pula, kenapa lo ngga pernah cerita ke kita?” Ify hanya tersenyum menaggapi pertanyaan Alvin, dia bingung harus menjelaskan dari mana karena Debo  malah mulai bercerita yang aneh- aneh.

“ sebenernya kita pacaran udah lama, cuma selama ini gue sibuk syuting jadi kita jarang keluar bareng, apalagi sekarang Ify jadi manager kalian, jadi tambah jarang kita jalan barengnya, ya ngga sayang?” Ify menggangguk pelan mengikuti arus yang telah terlanjur dibuat” gue sih udah tawarin ke Ify biar managerin gue aja, cuma dia ogah, katanya ngga ada seni- seninya managerin pacar sendiri,”

“udah deh ngga usah dengerin Debo lagi! Sekarang kalian kesana karena ini udah saatnya kalian tampil!” putus Ify ”ehm…Shilla kamu bisa ikut aku sama debo atau……”

“ nggak usah, Shilla bisa duduk dimana aja, disamping panggung juga ngga papa, ntar ngganggu kalian lagi” Ify mengerutkan kening, sepertinya Rio sedikit terbakar dengan scenario dadakan Debo ini.

“ bener tu Yo, … eh gue ama Ify cari tempat duduk dulu ya……god luck! Yuk Fy” Debo menarik tanggan Ify, mereka berdua berjalan kepojokan caffe. 


***



“ Fy, harusnya lo ngucapin terima kasih ke gue bukan malah marah kaya gini, Fy… come on jangan marah gitu donk, kan lo jadi jelek, senyum donk! Sweety please jangan ngambek gitu, kemarenkan gue Cuma bercanda”

Debo berjalan cepat, mengikuti Ify. Pagi ini sekolahan masih sepi, belum banyak yang berkeliaran di depan kelas mereka, Via yang biasanya datang pagi saat ini belum terlihat batang hidungnya. Ify masuk ke kelasnya tapi Debo masih setia menikutinya.

“ Fy……” Debo menarik tangan Ify.

“ apaan sich?” ucap Ify ketus sembari melepaskan tangannya dari genggaman Debo ”Kemaren lo nyebelin banget tahu nggak! gimana kalo mereka nganggep kita bener- bener pacaran? Ya ok kemaren lo cuma bercanda tapi gue nggak suka candaan lo”

“ apa karena ada Rio?” Ify terkejut akan keterus terangan Debo “lo suka ama diakan? Fy, gue kenal lo udah lama, gue bisa liat sorot mata lo tu beda kalo ada dia atau kalo ada yang nyebut namanya, kaya sekarang ini”

“ ya wajar donk kalo gue suka ama dia, gue kan ngefans ama dia”

“ yakin? Gue nggak yakin kalo ucapan lo barusan itu jujur dari hati lo, tapi sukur deh kalo lo emang cuma ngefans ama dia, jadikan gue masih punya kesempatan buat pedekate ama lo lagi”

“ apaan sich……ngarep!!!” mereka berdua saling tatap, sesaat kemudian terdengar tawa membahana.

“ kayanya ada cerita seru pagi ini…” Via berdiri di pintu, gadis itu mendekap setumpuk buku tugas yang harus dikumpulkan hari ini.

Debo dan Ify menatap Via, mereka saling lirik kemudian tawa kembali berderai dari bibir mereka. Sementara Via mengerutkan kening, tak mengerti.

“ ya……ampun kalian berdua tadi sarapan apaan sich? Ko jadi gila kaya gini……  mana gilanya kompakan lagi, but whatever……sayang masih sepi coba ramean dikit pasti jadi gossip yang heboh, gue nggak bisa ngebayangin kalo ada media pasti tambah rame……ha…ha…ha…” Via mendekati cengar- cengir sahabatnya. Kini giliran Debo dan Ify yang bingung.


*****

                Buat yang udah baca part 1- 3 pasti bingung. Ini ada sedikit perubahan guys, sahabatnya Ify yang awalnya Shilla aku ganti jadi Siviaa… hehe ini cerbung repost an punya kakak gue.

0 Comments:

Post a Comment



Free Website templatesFree Flash TemplatesRiad In FezFree joomla templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates